Musa memimpin bangsa isarel keluar dari tanah perbudakan di mesir. Kurang lebih dua juta umat Israel keluar dari perbudakan di mesir menuju tanah Kanaan, tanah yang berlimpah susu dana madu, tanah perjanjian. Hadirat dan penyertaan Tuhan melalui Musa begitu ajaib, bahkan Musa langsung mendengarkan perintah dan tuntunan Tuhan secara audible. Ada begitu banyak Mujizat-mujizat Allah kerjakan dalam perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah mesir. Tetapi Pertanyaannya kenapa sebagian bangsa Israel tidak bisa masuk tanah Kanaan?
Apa yang menyebabkan dua juta lebih umat Allah tersebut akhirnya tidak bisa mencicipi manisanya susu dan madu lewat tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan itu?
1. Sikap bersungut-sungut menunjukann
tidak adanya ucapan syukur dalam diri seseorang (Keluaran 16:1-8)
Bangsa
Israel bersungut-sungut. Umat Allah ini mengerutu, tidak puas dengan apa yang
mereka alami. Kita pun di zaman sekarang, ngga beda jauh dengan mereka. Macet,
anak rewel, pasangan bawel, omzet berkurang, langganan kabur, dan sebagainya,
bisa bikin kita bersungut-sungut. Orang-orang Israel menggerutu karena makanan
sehari-sehari mereka yang itu-itu saja. Mereka bersungut-sungut karena ingin
makan lebih dari yang sekarang. Makan daging dan roti lagi seperti saat dijajah
bangsa Mesir.Keterlaluan! Ya, inilah kelakuan umat pilihan Allah. Umat yang
ditolong oleh Allah, yang dibebaskan dari perbudakan, tidak berterima kasih
atas perbuatan ajaib dan besar yang Tuhan telah lakukan selama ini. Mereka memang
sudah bebas dari perbudakan di Mesir, tetapi rupanya hanya tubuh mereka saja
yang terbebas. Mental budak mereka masih belum lepas. Ini bukti nyata orang-orang yang
bermental budak. Mudah bersungut-sungut. Ngga ada air bersungut. Ngga ada
daging menggerutu. Nggak ada roti mengomel. Macet menggerutu, panas maupun
dingin bersunggut, anak rame atau anak diam mengomel, semua kondisi kok
mengeluh sih? Apa tidak ada nilai positif yang bisa dilihat? Entah apa maunya? Bersungut-sungut
adalah salah satu tanda ketidakpercayaan kepada Tuhan. Menggerutu juga berarti
tidak mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan. Seseorang yang sering mengeluh
selalu melihat apa yang terjadi di depan matanya sebagai suatu yang tidak
nyaman dan menyulitkan. Ia lupa akan kebaikan Tuhan yang sudah dialaminya di
masa lalu. Mudah menyerah dan tidak teguh, itulah ciri mereka. Melalui Musa,
jelas sekali Tuhan mempunyai itikad baik untuk membawa mereka keluar dari Mesir
menuju Kanaan. Seharusnya mereka bersukacita sepanjang perjalanan menuju Kanaan.
Namun
kenyataannya tidaklah demikian. Mereka berkali-kali menyesal karena mengikuti
Musa. Lebih baik kembali ke Mesir dan menjadi budak. Mental mereka masih mental
budak.
Pada zaman ini yang namanya Kristen bermental budak masih banyak. Daripada menikmati
kemerdekaan di dalam Kristus, mereka masih suka kembali kepada hidup yang lama
dan menjadi budak dosa. Alasan mereka sama dengan orang Israel. Mereka suka
menikmati dosa dan tidak mau tersiksa menekan hawa nafsu ketika berada di dalam
kemerdekaan. Apalagi dengan ancaman penganiayaan membuat mereka semakin
ketakutan. Apabila Anda mengiring Kristus, maka satu hal yang harus Anda camkan
bahwa apapun yang terjadi seharusnya kita percaya Allah akan menuntun kita
menuju surga. Meskipun dunia membenci bahkan siap menganiaya dan membunuh kita,
namun Tuhan menjamin jiwa Anda tidak akan dapat mereka sentuh. \
2.
Bersyukur berarti memuliakan Allah (2
Korintus 2 : 14 - 15).
Hidup
yang memuliakan Allah ialah hidup yang menjadi berkat hidup, teladan,
kesaksian, berkualitas, serta bukan rata-rata. Janganlah menunggu sampai ada
hal-hal spektakuler atau skala yang besar baru kita bisa memuliakan Allah,
melainkan melalui hal-hal kecil juga setiap harilah dapat menjadi kesempatan
bagi kita mengucap syukur. Ketika kita mengampuni, berbuat baik, dan menolong
orang lain itu pun menandakan kita bersyukur. Kiranya keharuman Kristus tercium
oleh semua orang yang ada di sekeliling melalui kita mengucap syukur (2
Korintus 2 : 14 - 15).
3.
Mengucap syukur adalah tanda orang yang beriman
(Luk. 17:15:19).
Orang
Samaria adalah orang asing, bukan orang Yahudi, tapi dia memiliki iman, Yesus
melihat iman dalam hatinya, Yesus melihat kesungguhan hatinya. Orang yang
beriman tahu mengucap syukur. Orang yang tidak bisa mengucap syukur, berarti
ada masalah dengan kerohaniannya. Mari mengucap syukur karena itu adalah tanda
kita beriman pada janji-janji Allah. Orang yang beriman tahu mengucap syukur.
Tuhan melihat iman kita. seberapa jauh kita mempercayai janji-janji firman
Tuhan, begitu juga yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita. Tuhan mencari iman
orang percaya. Disitu Tuhan bekerja, melakukan perkara-perkara yang ajaib dalam
kehidupan kita.
0 comments:
Posting Komentar