Dalam perjanjian lama kita mengetahui ada kisah yang luar biasa yang tercatat dalam Bilangan 16:1-50 yaitu kisah Pemberontakan Korah, Datan dan Abiram. Mereka dan dua ratus lima puluh orang pemmpin-pemimpin Israel kenamaan datang dan memberontak melawan Musa. Korah beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin Pelet, mengajak orang-orang berjumlah 250 untuk memberontak terhadap kepemimpinan sepupunya sendiri, Musa dan Harun, di padang gurun. Akibatnya ia dan para pengikutnya mati ditelan bumi dan dibakar api, (Bilangan 16; Bilangan 26:9-11; Ulangan 11:6; Mazmur 106:17) tetapi anak-anak Korah tidaklah mati (Bilangan 16:11). Rupanya penyebab pemberontakan ini adalah kecemburuan Korah dan pengikutnya, karena tidak dimasukkan ke dalam jabatan imam. Posisi Korah sebagai pemimpin pemberontakan menunjukkan karakternya yang angkuh dan ambisius.
Tetapi reaksi dari para keturunan Korah yang disebut Bani korah ini sangat kontradiksi dengan apa yang dilakukan para nenek moyang mereka.
Keturunan Korah yang disebut Bani Korah itu mengetahu bahwa nenek moyang mereka adalah pemberontak-pemberontak yang melawan Musa, dan mereka sadar apa yang dilakukan oleh nenek moyang mereka sangat mendukakan hati Tuhan, dan ini mendatangkan hukuman yang sangat dasyat . Tetapi ada sisi yang luar biasa yang dimiliki para Bani Korah itu. Mereka tetap menyembah Tuhan walaupun mereka tahu mereka adalah keturunan-keturunan pemberontak. Mereka bisa melembutkan hati Tuhan dan mendatangkan pengampunan dari Tuhan yang begitu indahnya kepada para bani korah ini. Sehingga mereka bisa menuliskan beberapa syair dalam kitab mazmur.
Pengampunan dari Tuhan akan tetap berlaku bagi siapa saja yang dengan sadar datang dan bertobat dihadapan Tuhan. Tuhan Allah kita adalah Allah yang tidak mengingat pelanggaran kita, tetapi Dia yang setia datang dan mengampuni umatnya.
Bani Korah tetap bermazmur bagi Tuhan. mereka sadar tidak ada cara lain yang bisa mereka lakukan untuk menghapus setiap pelanggaran yang dilakukan nenek moyang mereka selain datang bersujud, menyembah kepada Tuhan dan hidup dalam pertobatan. Sehingga Tuhan melunakan hatinya dan tidak mendatangkan hukuman kepada keturunan-keturunan korah ini. Seharusnya kita tidak boleh menjauh kehadiratNYa apabila kita melakukan pelanggaran. Justru sebaliknya kita harus kembali kepadaNYa.
Allah menginginkan pertobatan kita , perubahan hidup inilah yang seharusnya kita persembahkan kepada Tuhan. Persembahan yang berkenaan dihadapan Tuhan adalah hidup dalam pertobatan.
Mezbah tidak ada gunanya apabila tidak diletakan
lembu/korban diatasnya. Mezbah akan hidup dan tetap menyala ketika selalu ada korban yang dicurahkan diatasnya. Bicara mezbah berarti ada hidup yang dikorbankan, dipotong, disembelih diatas mezbah. Kedagingan (dosa) kitalah yang seharusnya kita sembelih setiap hari diatas mezbah supaya bau harum itulah yang kita berikan kehadirat Tuhan setiap hari. Setiap hari bahkan setiap saat kita harus menyembelih kedaginagan (dosa) kita dihadapan Tuhan. Mezbah juga membawa percepataan dalam kehidupan kita. Terkadang ada banyak hal yang membuat kita tidak mengalami terobosan dalam kehidupan kita. Karakter kita yang tidak diubahkan akan menjadi penghalang terbesar kita mengalami janji-janji Tuhan. mezbah bukan hanya berbicara pujian, lagu yang kita naikan kepada Tuhan tetapi hidup yang terus kita persembahkan kepadaNYa.
0 comments:
Posting Komentar