Musa merupakan tokoh yang luar biasa yang pernah di catat dalam Alkitab. Musa dari seorang Ibrani sederhana menjadi pangeran mesir kemudian kembali menjadi pribadi yang sederhana dan pada akhirnya di pakai Allah untuk memimpin umat Isarel keluar dari perbudakan mesir.
Sebelum
musa di pilih Allah untuk menjadi pemimpin bangsa Isarel pada waktu itu, Musa
harus melewati beberapa fase hidupnya yang tidak mudah. 40 tahun pertama Musa
berada di Mesir, kemudian 40 tahun ke dua Musa berada di Midian, dan 40 tahun
sampai wafatnya musa berada di Padang gurun. Kita akan mempelajari beberapa
prinsip-prinsip kepemimpinan Musa
sehingga dari pribadi yang keras menjadi seorang yang sangat lemah lembut hatinya
di muka bumi dan tidak ada yang bisa menyamai kelemah lembutan hati Musa.
Sampai pada akhrinya menjadi pemimpin umat Allah yang di urapi luar biasa.
Banyak
anak muda yang memimpikan ingin menjadi pemimpin yang luar biasa di masa depan,
tetapi tidak banyak yang menyadari
betapa pentingnya sebuah proses perjalanan iman dengan Tuhan. Proses tersebut
berisikan pembentukan hati, bahkan peremukan hati sehingga menghasilkan
karakter Ilahi yang berkenan di hadapan Allah. Musa mengalami tempaan hidup
yang tidak mudah, dari seorang pangeran
mesir berubah menjadi penggembala kambing domba yang begitu sederhana. Tetapi
lewat proses tersebut Allah berhasil mendidik seorang Musa sehingga Dia menjadi
pemimpin umat Allah.
Semua
orang menginginkan menjadi pemimpin tetapi tidak semua orang bisa di pimpin.
Menjadi pemimpin berbeda ketika seseorang dipimpin, untuk menjadi seorang
pemimpin dia harus berhasil di pimpin terlebih dahulu. Kalau kita membaca kisah-kisah
dalam Alkitab tentang raja-raja Israel kita menemukan banyak cerita
keberhasilan seorang raja, bahkan kegagalan raja-raja dalam Alkitab. Salah satu
contoh Daud berhasil berada di bawah pimpinan Raja Saul, yang walaupun Raja
Saul banyak berlaku curang terhadapanya tetapi Daud berhasil menempatkan
dirinya di bawah komanda Raja Saul. Keberhasilan Daud yang terbesar bukan pada
saat Dia mengalahkan Goliath pemimpin Filistin waktu itu, tetapi keberhasilan
Daud ketika Dia menempatakan dirinya dengan baik di bawah kepemimpinan Saul.
Bagi Daud penghormatan dan pengabdian kepada Saul adalah nomor satu. Daud tidak
pernah mencuri popularitas Saul. Bahkan Daud tetap menjaga nama Baiknya Saul di
hadapan anak buahnya. Daud tidak pernah menusuk Saul dari belakang, tetapi
Justru Raja Saulah yang menghancurkan nama baik Daud di hadapan rakyatnya. Bagi
Daud pengabdian dengan ketulusan kepada Raja adalah berkenan di hadapan Allah.
Beberapa Fase kehidupan Musa yang dia lewati sebelum menjadi pemimpin umat Allah Israel?
1. Musa harus melepaskan keterikatannya dengan Mesir (keluaran 2:11-15) - Menang terhadap masa lalu (fase mesir)
Sejak
kecil ketika Amram dan Yokebet orang tua Musa memutuskan untuk menyelamatkan
Musa melalui putri-putri Firaun ini bukan merupakan sebuah kebetulan tetapi ini
adalah bagian rencana Allah dalam kehidupan bangsa Isarel. Sejak kecil Musa
dirawat dan di besarkan dalam budaya mesir, Musa terlati hidup dalam adat
istiadat mesir, dia didik dan dibesarkan dengan sistem mesir. Sehingga kurun
waktu 40 tahun tidak muda bagi seorang Musa untuk bebas dari sebuah warna dan
keterikatan mesir. Mesir merupakan peradaban yang sangat maju pada waktu itu,
sistem pendidikan, militer, budaya belum ada yang bisa menyayangi kemajuan dan
teknologi mesir. Musa terbiasa melakuakan semua apa yang dia kerjakan
menggunakan sistem pola mesir. Semua terbangun atas dasar Mesir. Ini membuat
Allah menginginkan Musa untuk keluar dari Mesir dan dididik dalam budaya baru
yang Allah kehendaki. Allah menginginkan Musa untuk menggunakan pola baru yang
Allah mau bukan menggunakan pola sistem Mesir.
Dalam
Kehidupan kita sebelum Allah mempersiapkan kita pertama kali yang Allah
kehendaki adalah menghilangkan Mesir dalam kehidupan Kita. Mesir adalah
gambaran pola hidup lama, pola Dunia yang harus kita perangi sebelum pemakaian
Allah dalam hidup kita semakin Efektif. Musa terbiasa mengandalakan
kekuatannya, strateginya, bahkan dia terlatih dengan menggunakan sistem mesir
serta kepandaiannya. Allah mengehendaki Musa untuk menghilangkan pola didikan
mesir dan di ganti dengan pola didikan Allah.
Terkadang
Mesir mengibaratkan sebuah keterikatan kepada dunia, ada banyak anak Tuhan yang
tidak bisa hidup radikal Karena terikatan dengan ikatan dunia. Ikatan dunia
pada dasarnya penghalang untuk kita dipakai oleh Tuhan menjadi pemimpin. Musa
harus meninggalkan Mesir dan menuju ke budaya yang baru yaitu budaya sorga,
buadaya Allah supaya Musa dapat belajar menjadi pemimpin yang Allah mau. Semua
kita ingin menjadi pemimpin tetapi tidak semua kita bisa meninggalkan Mesir.
Mesir sebagai gambaran Dosa yang menjadi penghalang pemakaian Allah dalam
kehidupan Kita. Dosa kita harus bereskan untuk melihat kita semakin peka dengan
kuasa Allah. Pola didikan Mesir yang menjadi penghalang kita untuk dipakai
Tuhan menjadi seorang pemimpin di masa depan: a.
Keterikatan dosa masa lalu, ikatan dunia yang melilit anak-anak Tuhan
b. Kesombongan pribadi, merasa mampu
dan tidak mengandalakan Tuhan
c. Tidak mau didik dalam kehendak Tuhan
2. Fase Midian - Musa belajar
untuk menjadi berkat di tengah keluarganya (Kel 2: 16-22)
Kurun
waktu 40 tahun sejak musa melarikan diri dari Mesir dan dia menetap di Midian,
40 tahun seorang pangeran Mesir di bentuk dan di proses Tuhan menjadi seorang
pengembala domba yang sederhana. Dari seorang yang di anggap penting berubah
menjadi pribadi yang di abaikan. Ini merupakan sesuatu yang tidak muda bagi
seorang Musa. Musa terbiasa duduk di kursi singgasana berubah duduk di bawah
pohon beralaskan rumput. Musa terbiasa dengan menggunakan senjata canggih milik
mesir berubah menggunakan tongkat kayu yang sederhana. Musa yang terbiasa makan
makanan enak berubah dengan sekerat roti yang sederhana. Semua kemewahan yang
dia pernah rasakan berubah menjadi kesederhanaan. Dalam didikan Tuhan kepada Musa di midian ternyata menghasilkan
seorang pribadi yang lemah lembut dan mudah dibentuk Tuhan.
Di
Midian Musa belajar betapa pentingnya menjadi seoarang suami, seorang ayah dan
bagian dalam sebuah keluarga. Musa menjadi berkat yang luar biasa di tengah
keluarganya, bahkan Musa menjadi kebanggaan mertuanya. Selama 40 tahun di
Midian Musa Musa ada dalam didikan Tuhan. Musa belajar bagaimana bertanggung
jawab dengan apa yang Tuhan percayakan. Selama 40 tahun menjadi gembala domba
Yitro di Midian Musa ternyata belajar banyak mengenai arti kehidupan untuk
mengenal Allah. Sehingga tahap Midian adalah tahap persiapan Allah untuk
memakai Dia menjadi pemimpin umat Allah.
Apa
korelasi kita hari ini dengan tahap persiapan Musa di Midian :
a. Belajar
untuk menjadi berkat di tengah keluarga, jangan hanya hebat di gereja dan di
pelayanan tapi di keluarga menjadi batu sandungan
b. Lakukan
tanggung jawab kita sebagai anak di tengah keluarga dengan baik, jangan cuek
dengan kondisi keluargamu, hargai
perjuangan orang tuamu dan jangan sia-siakan pengorbanan mereka.
c. Kalau engkau belum bisa membalas budi keluargaMu, orang tuamu, tunjukan dengan sikap menghormati dan menghargai keluargamu
3.
Fase
pengutusan Musa dan Fase padang Gurun
(Fase memimpin bangsa Israel)
Fase ke tiga yang di
lewati oleh Musa adalah Fase memipin umat Israel keluar dari tanah mesir,
menuju padang gurun, dan tanah Kanaan. Musa memang gagal masuk tanah Kanaan
tetapi bukan berarti Dia gagal menjadi pemimpin. Yang Allah lihat adalah
kebesaran hati ketikan menjadi pemimpin. Musa menjadi pemimpin yang begitu
rendah hati, Musa begitu sabar menunutun domba domba Israel di padang gurun.
Musa tidak pernah menuntut haknya kepada Tuhan, tetapi dia rela dijadikan apa
saja oleh Tuhan. Tidak mudah bagi Musa setiap hari di caci, di anggap pemimpin
yang gagal, pemimpin yang mungkin mengecewakan Israel, tetapi dia dengan sabar
menuntun domba-domba yang suka melawan dan memberontak.
Persungutan bangsa Israel
inilah yang dihadapi Musa setiap hari, memimpin dua juta lebih umat Allah
dipadang gurun tidak membuat Musa putus asa dan mundur dari panggilan Allah.
Justru padang gurun membuat Musa semakin memiliki kualitas hidup yang sangat
luar biasa. Musa menjadi pribadi yang mampu menempatkan diri di bawah otoritas
Allah dan sanggup di abaikan oleh pengikutnya. Musa tidak mencari popularitas
ketika dia memimpin, Musa tidak mencari pengakuan ketika dia memipin, bahkan
Musa tidak pernah membanggakan keberhasilan yang dia capai. Tetapi yang
herannya dia mengejar pengenalan akan Tuhan.
Pengenalan akan Tuhan
ternyata menjadi fokus Musa ketika dia menjadi pemimpin, Musa memiliki kualitas
hati yang sangat luar biasa ketika dia memimpin. Musa pernah menghadapi
beberapa ancaman, bahkan kudeta dari saudara-saudaranya tetapi tidak pernah ada
niat balas dendam dari peribadi Musa kepada orang orang yang merugikannya.
Tidak pernah ada kepaitan hati Musa kepada orang-orang yang dia pimpin. Bagi
Musa mengenal Allah lebih penting dari pada janji Allah yaitu tanah Kanaan
dalam hidupnya. Beberapa hal yang dapat kita pelajari dari sikap kepemimpinan
Musa:
a. Musa memimpin dengan sikap Hati Hamba
b. Musa lebih mengejar pengenalan akan Tuhan
dari pada tanah perjanjian (Kanaan) Fokus Musa adalah semakin serupa dan
segambar dengan Allah
c. Musa tidak pernah pahit
hati meskipun dia menjadi pemimpin yang di abaikan pengikutnya.
Amin…
0 comments:
Posting Komentar