Sabtu, 04 November 2023

JANJI TUHAN ATAU SI PEMBERI JANJI?

 Musa merupakan tokoh yang luar biasa yang pernah di catat dalam Alkitab. Musa dari seorang Ibrani sederhana menjadi pangeran mesir kemudian kembali menjadi pribadi yang sederhana dan pada akhirnya di pakai Allah untuk memimpin umat Isarel keluar dari perbudakan mesir.

Sebelum musa di pilih Allah untuk menjadi pemimpin bangsa Isarel pada waktu itu, Musa harus melewati beberapa fase hidupnya yang tidak mudah. 40 tahun pertama Musa berada di Mesir, kemudian 40 tahun ke dua Musa berada di Midian, dan 40 tahun sampai wafatnya musa berada di Padang gurun. Kita akan mempelajari beberapa prinsip-prinsip kepemimpinan  Musa sehingga dari pribadi yang keras menjadi seorang yang sangat lemah lembut hatinya di muka bumi dan tidak ada yang bisa menyamai kelemah lembutan hati Musa. Sampai pada akhrinya menjadi pemimpin umat Allah yang di urapi luar biasa.

Banyak anak muda yang memimpikan ingin menjadi pemimpin yang luar biasa di masa depan, tetapi  tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya sebuah proses perjalanan iman dengan Tuhan. Proses tersebut berisikan pembentukan hati, bahkan peremukan hati sehingga menghasilkan karakter Ilahi yang berkenan di hadapan Allah. Musa mengalami tempaan hidup yang tidak mudah,  dari seorang pangeran mesir berubah menjadi penggembala kambing domba yang begitu sederhana. Tetapi lewat proses tersebut Allah berhasil mendidik seorang Musa sehingga Dia menjadi pemimpin umat Allah.

Semua orang menginginkan menjadi pemimpin tetapi tidak semua orang bisa di pimpin. Menjadi pemimpin berbeda ketika seseorang dipimpin, untuk menjadi seorang pemimpin dia harus berhasil di pimpin terlebih dahulu. Kalau kita membaca kisah-kisah dalam Alkitab tentang raja-raja Israel kita menemukan banyak cerita keberhasilan seorang raja, bahkan kegagalan raja-raja dalam Alkitab. Salah satu contoh Daud berhasil berada di bawah pimpinan Raja Saul, yang walaupun Raja Saul banyak berlaku curang terhadapanya tetapi Daud berhasil menempatkan dirinya di bawah komanda Raja Saul. Keberhasilan Daud yang terbesar bukan pada saat Dia mengalahkan Goliath pemimpin Filistin waktu itu, tetapi keberhasilan Daud ketika Dia menempatakan dirinya dengan baik di bawah kepemimpinan Saul. Bagi Daud penghormatan dan pengabdian kepada Saul adalah nomor satu. Daud tidak pernah mencuri popularitas Saul. Bahkan Daud tetap menjaga nama Baiknya Saul di hadapan anak buahnya. Daud tidak pernah menusuk Saul dari belakang, tetapi Justru Raja Saulah yang menghancurkan nama baik Daud di hadapan rakyatnya. Bagi Daud pengabdian dengan ketulusan kepada Raja adalah berkenan di hadapan Allah.

Beberapa Fase kehidupan Musa yang dia lewati sebelum menjadi pemimpin umat Allah Israel?

1.      Musa harus melepaskan keterikatannya dengan Mesir (keluaran 2:11-15) - Menang terhadap masa lalu (fase mesir)

Sejak kecil ketika Amram dan Yokebet orang tua Musa memutuskan untuk menyelamatkan Musa melalui putri-putri Firaun ini bukan merupakan sebuah kebetulan tetapi ini adalah bagian rencana Allah dalam kehidupan bangsa Isarel. Sejak kecil Musa dirawat dan di besarkan dalam budaya mesir, Musa terlati hidup dalam adat istiadat mesir, dia didik dan dibesarkan dengan sistem mesir. Sehingga kurun waktu 40 tahun tidak muda bagi seorang Musa untuk bebas dari sebuah warna dan keterikatan mesir. Mesir merupakan peradaban yang sangat maju pada waktu itu, sistem pendidikan, militer, budaya belum ada yang bisa menyayangi kemajuan dan teknologi mesir. Musa terbiasa melakuakan semua apa yang dia kerjakan menggunakan sistem pola mesir. Semua terbangun atas dasar Mesir. Ini membuat Allah menginginkan Musa untuk keluar dari Mesir dan dididik dalam budaya baru yang Allah kehendaki. Allah menginginkan Musa untuk menggunakan pola baru yang Allah mau bukan menggunakan pola sistem Mesir.

Dalam Kehidupan kita sebelum Allah mempersiapkan kita pertama kali yang Allah kehendaki adalah menghilangkan Mesir dalam kehidupan Kita. Mesir adalah gambaran pola hidup lama, pola Dunia yang harus kita perangi sebelum pemakaian Allah dalam hidup kita semakin Efektif. Musa terbiasa mengandalakan kekuatannya, strateginya, bahkan dia terlatih dengan menggunakan sistem mesir serta kepandaiannya. Allah mengehendaki Musa untuk menghilangkan pola didikan mesir dan di ganti dengan pola didikan Allah.

Terkadang Mesir mengibaratkan sebuah keterikatan kepada dunia, ada banyak anak Tuhan yang tidak bisa hidup radikal Karena terikatan dengan ikatan dunia. Ikatan dunia pada dasarnya penghalang untuk kita dipakai oleh Tuhan menjadi pemimpin. Musa harus meninggalkan Mesir dan menuju ke budaya yang baru yaitu budaya sorga, buadaya Allah supaya Musa dapat belajar menjadi pemimpin yang Allah mau. Semua kita ingin menjadi pemimpin tetapi tidak semua kita bisa meninggalkan Mesir. Mesir sebagai gambaran Dosa yang menjadi penghalang pemakaian Allah dalam kehidupan Kita. Dosa kita harus bereskan untuk melihat kita semakin peka dengan kuasa Allah. Pola didikan Mesir yang menjadi penghalang kita untuk dipakai Tuhan menjadi seorang pemimpin di masa depan:    a. Keterikatan dosa masa lalu, ikatan dunia yang melilit anak-anak Tuhan

            b. Kesombongan pribadi, merasa mampu dan tidak mengandalakan Tuhan

            c. Tidak mau didik dalam kehendak Tuhan

2. Fase Midian - Musa belajar untuk menjadi berkat di tengah keluarganya (Kel 2: 16-22)

Kurun waktu 40 tahun sejak musa melarikan diri dari Mesir dan dia menetap di Midian, 40 tahun seorang pangeran Mesir di bentuk dan di proses Tuhan menjadi seorang pengembala domba yang sederhana. Dari seorang yang di anggap penting berubah menjadi pribadi yang di abaikan. Ini merupakan sesuatu yang tidak muda bagi seorang Musa. Musa terbiasa duduk di kursi singgasana berubah duduk di bawah pohon beralaskan rumput. Musa terbiasa dengan menggunakan senjata canggih milik mesir berubah menggunakan tongkat kayu yang sederhana. Musa yang terbiasa makan makanan enak berubah dengan sekerat roti yang sederhana. Semua kemewahan yang dia pernah rasakan berubah menjadi kesederhanaan. Dalam didikan Tuhan  kepada Musa di midian ternyata menghasilkan seorang pribadi yang lemah lembut dan mudah dibentuk Tuhan.

Di Midian Musa belajar betapa pentingnya menjadi seoarang suami, seorang ayah dan bagian dalam sebuah keluarga. Musa menjadi berkat yang luar biasa di tengah keluarganya, bahkan Musa menjadi kebanggaan mertuanya. Selama 40 tahun di Midian Musa Musa ada dalam didikan Tuhan. Musa belajar bagaimana bertanggung jawab dengan apa yang Tuhan percayakan. Selama 40 tahun menjadi gembala domba Yitro di Midian Musa ternyata belajar banyak mengenai arti kehidupan untuk mengenal Allah. Sehingga tahap Midian adalah tahap persiapan Allah untuk memakai Dia menjadi pemimpin umat Allah.

Apa korelasi kita hari ini dengan tahap persiapan Musa di Midian :

a.       Belajar untuk menjadi berkat di tengah keluarga, jangan hanya hebat di gereja dan di pelayanan tapi di keluarga menjadi batu sandungan

b.      Lakukan tanggung jawab kita sebagai anak di tengah keluarga dengan baik, jangan cuek dengan kondisi  keluargamu, hargai perjuangan orang tuamu dan jangan sia-siakan pengorbanan mereka.

c.     Kalau engkau belum bisa membalas budi keluargaMu, orang tuamu, tunjukan dengan sikap menghormati dan menghargai keluargamu 

3.      Fase pengutusan Musa dan Fase padang Gurun  (Fase memimpin bangsa Israel)

Fase ke tiga yang di lewati oleh Musa adalah Fase memipin umat Israel keluar dari tanah mesir, menuju padang gurun, dan tanah Kanaan. Musa memang gagal masuk tanah Kanaan tetapi bukan berarti Dia gagal menjadi pemimpin. Yang Allah lihat adalah kebesaran hati ketikan menjadi pemimpin. Musa menjadi pemimpin yang begitu rendah hati, Musa begitu sabar menunutun domba domba Israel di padang gurun. Musa tidak pernah menuntut haknya kepada Tuhan, tetapi dia rela dijadikan apa saja oleh Tuhan. Tidak mudah bagi Musa setiap hari di caci, di anggap pemimpin yang gagal, pemimpin yang mungkin mengecewakan Israel, tetapi dia dengan sabar menuntun domba-domba yang suka melawan dan memberontak.

Persungutan bangsa Israel inilah yang dihadapi Musa setiap hari, memimpin dua juta lebih umat Allah dipadang gurun tidak membuat Musa putus asa dan mundur dari panggilan Allah. Justru padang gurun membuat Musa semakin memiliki kualitas hidup yang sangat luar biasa. Musa menjadi pribadi yang mampu menempatkan diri di bawah otoritas Allah dan sanggup di abaikan oleh pengikutnya. Musa tidak mencari popularitas ketika dia memimpin, Musa tidak mencari pengakuan ketika dia memipin, bahkan Musa tidak pernah membanggakan keberhasilan yang dia capai. Tetapi yang herannya dia mengejar pengenalan akan Tuhan.

Pengenalan akan Tuhan ternyata menjadi fokus Musa ketika dia menjadi pemimpin, Musa memiliki kualitas hati yang sangat luar biasa ketika dia memimpin. Musa pernah menghadapi beberapa ancaman, bahkan kudeta dari saudara-saudaranya tetapi tidak pernah ada niat balas dendam dari peribadi Musa kepada orang orang yang merugikannya. Tidak pernah ada kepaitan hati Musa kepada orang-orang yang dia pimpin. Bagi Musa mengenal Allah lebih penting dari pada janji Allah yaitu tanah Kanaan dalam hidupnya. Beberapa hal yang dapat kita pelajari dari sikap kepemimpinan Musa:

a.   Musa memimpin dengan sikap Hati Hamba

b.  Musa lebih mengejar pengenalan akan Tuhan dari pada tanah perjanjian (Kanaan) Fokus Musa adalah semakin serupa dan segambar dengan Allah

c. Musa tidak pernah pahit hati meskipun dia menjadi pemimpin yang di abaikan pengikutnya.

 

Amin…

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

helki bolung

Foto saya
Salatiga, Central Java, Indonesia

HIDUP DALAM DIDIKAN TUHAN

  Banyak orang percaya memendam kekecewaan terhadap Tuhan, seperti Bangsa Israel yang terjebak di padang gurun mereka kembali ke mesir tidak...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Featured Listings

Facebook

Flickr Images

Advertisement

Author

I Am

Pages

Popular Posts