LEMAH LEMBUT BUKAN BERARTI LEMAH
Membajak ladang dengan
menggunakan tenaga hewan seperti sapi masih dipakai oleh para petani didaerah
pedesan sampai sekarang ini, Saya masih teringat beberapa tahun lamanya saya
pernah mencoba menggarap ladang milik orang tua kami dengan menggunakan dua
ekor sapi dengan satu mata bajak secara bersamaan. Betapa sulitnya membajak
ladang tersebut dengan mengendalikan dua ekor sapi secara bersamaan, yang
membuat sulit bukan kerasnya tanah ladang yang dibajak tetapi mengendalikan
salah satu sapi yang masih pemula atau belum lama dipakai dalam membajak tanah.
Uniknya adalah seorang petani selalu
memasangkan sapi yang sudah terlatih dengan sapi yang baru pertama kali dipergunakan
dengan tujuan supaya sapi yang masih baru tersebut bisa terlatih oleh karena
bantuan sapi yang sudah sering digunakan dalam membajak tanah. Sapi yunior
tersebut akan mengalami kesulitan apabila dia tidak bisa menyesuaikan dengan
sapi yang senior itu, apalagi melawan dan memberontak akan semakin membuat sapi
tersebut kesakitan bahkan mengalami cedera dibagian tengkuknya.
Matius 11:29. Pikullah kuk yang Kupasang dan
belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan
jiwamu akan mendapat ketenangan. Kehidupan Kekristenan kita
terkadang mengalami luka hati, pahit, kecewa, merasa tersakiti, bukan karena
peristiwa pahit yang kita alami tapi terkadang diakibatkan karena kita
seringkali tidak tunduk pada suara Roh Kudus dalam hidup kita. Semakin kita
tidak taat dalam tuntunan suara Roh
Kudus justru akan semakin mudah
tersakiti, kecewa, pahit hati bahkan tidak jarang sulit untuk mengampuni orang
lain. Yang harus kita kembangkan dalam hidup kita seharusnya adalah sikap “kelemahlembutan”.
Kelemahlembutan bukanlah sebuah kelemahan tetapi sebaliknya adalah sebuah
kekuatan yang luar biasa. Karena hanya orang yang lemah lembut yang bisa
dibentuk Tuhan, apapun proses hidup yang
Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita marilah punya kelemahlembutan hati. Orang
yang lemah lembut tidak mudah dijatuhkan oleh kepahitan, kekecewaan dan
sebagianya justru malah akan semakin
rendah hati dalam menghadapi proses pembentukan dari Tuhan. Amin.
0 comments:
Posting Komentar