Sabtu, 04 November 2023

HIDUP DALAM DIDIKAN TUHAN

 

Banyak orang percaya memendam kekecewaan terhadap Tuhan, seperti Bangsa Israel yang terjebak di padang gurun mereka kembali ke mesir tidak bisa, menuju tanah Kanaanpun mereka belum sanggup. Bukankah orang Kristen banyak terjebak seperti Bangsa Israel ini? Kembali ke kehidupan lamapun tidak bisa, mengalami janji Tuhanpun belum kunjung tiba. Bangsa Israel terjebak dipadang gurun empat puluh tahun bukan waktu yang pendek, bukan hal yang mudah, tetapi inilah fakta yang terjadi dan alkitab mencatatnya untuk memberikan contoh bagi kita dengan tujuan supaya kitapun tidak terjebak dalam kondisi seperti yang di alami bangsa israel.

Seperti yang dicatat dalam 1 Kor 10:11 …..Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh   dan dituliskan untuk menjadi peringatan  bagi kita  yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.

Alkitab berkata Semuanya ini telah menimpa mereka, mereka disini adalah bangsa Israel yang terjebak dari padang gurun mereka mundurpun kembali ke tanah mesir tidak bisa, menuju tanah Kanaanpun tidak sanggup. Bayangkan ada sekitar dua juta lebih jiwa mati dan di kuburkan di padang gurun. Bangsa israel tidak pernah mau belajar mengenal Tuhan di padang gurun, Padang gurun tidak menjadi kesempatan mereka untuk berubah menjadi lebih baik, Padang gurun di jadikan tempat mereka bersungut-sungut, menyalahkan Musa dan Tuhan. Padang gurun bukan menjadi tempat mereka belajar sesuatu tentang Tuhan tetapi malah padang gurun menjadi kuburan mereka. Sehingga cerita ini menjadi pengingat bagi kita yang hidup di zaman sekarang agar kita mewaspadai sikap dan keputusan yang di ambil bangsa Israel jangan sampai terjadi dalam kehidupan kita orang percaya.

Alkitab pernah mencatat bahwa bangsa Israel sengaja Tuhan tidak menuntun mereka melalui jalan menuju  orang Filistin walaupun jalan ini yang paling dekat menuju Tanah Kanaan. (Kel 13:17) ini di akibatkan karena bangsa Isarel tidak siap secara mental untuk berperang, kekalahan akan terjadi kepada bangsa israel bukan karena Tuhan tidak menyertai tetapi di akibatkan oleh faktor mental dan hati yang tidak siap. Selama bertahun-tahun menjadi budak dan tidak pernah berlatih dalam peperangan ini akan menjadi hal yang menakutkan bagi bangsa isarel. Oleh sebab itu kenapa Tuhan menuntun mereka masuk kepadang gurun, karena Tuhan punya maksud dan rencana untuk mendidik mereka, membentuk mereka menjadi tentara-tentara Allah yang gagah perkasa. Di padang gurun ada proses pematangan karakter yang ingin Allah ajarkan dalam hidup mereka. Supaya mereka memiliki mental yang kuat untuk menghadapi peperangan demi peperangan, tetapi apa yang terjadi? Pada kenyataannya Bangsa ini gagal, semua generasi yang pernah hidup di mesir mereka semua mati di Padang gurun. Bukankah ini adalah pengalaman yang tragis bagi bangsa Isarel, Tuhan sudah keluarkan mereka dari perbudakan, Tuhan sudah tuntun mereka mengalami mujizat dan kedahsyatan Tuhan tetapi yang terjadi adalah mereka gagal menjadi bangsa yang di inginkan Tuhan.

Kasih sayang Allah menuntun mereka di padang gurun, mereka di perlakukan Tuhan seperti seorang bapa yang mengasihi anaknya, Bapa yang mencukupkan segala kebutuhan mereka, tidak pernah kedinginan di malam hari karena tiang api, dan tidak pernah terbakar kulitnya karena teriknya matahari di siang hari karena adanya tiang awan. Seperti seorang bayi yang dirawat, di kasihi dan di sayangi orang tuanya inilah yang dilakukan Allah kepada bangsa ini. Tetapi sebaliknya pemberontakan, hati yang picik, tidak mau mengenal Allah inilah yang terjadi kepada bangsa ini. Allah tidak pernah membuang mereka atau menelantarkan mereka justru Kasih sayang dan anugerhanya bertambah-tambah dalam kehidupan bangsa Israel.

Apa yang membuat kegagalan Bangsa Israel di padang gurun dan tidak mengalami kemenangan dan terobosan?

1.      Bangsa isarel lebih mementingkan kenyamanan dari pada penyertaan

a.      Persungutan atau bersungut-sungut inilah yang mereka nikmati setiap hari di padang gurun, tidak pernah bersyukur dengan apa yang Tuhan beri dalam hidup mereka

b.      Kenyamanan dan kenikmatan lebih penting dari pada penyertaan Tuhan, faktanya Bangsa isarel  lebih mengutamakan kenyamanan dari pada penyertaan Tuhan

c.       Bangsa ini lebih fokus kepada kebutuhan akan berkat dari pada fokus kepada sang pemberi berkat.

Keluaran 6:5-7 dari mana akar persungutan bangsa Israel ? Allah ingin menunjukan kepada bangsa isarel mengenai pribadinya supaya bangsa ini mengenal Dia, baru setelah itu mereka akan menikmati janji tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madunya. Allah punya keinginan supaya bangsa ini mengenal Dia dan inilah tujuan Allah ketika mereka berhasil dididik di padang gurun dan mengenal dia mereka barulah mereka akan menikmati janji kemenangan. Jadi pointnya adalah : Kenali Tuhan terlebih dahulu, baru mengalami berkat-berkat Tuhan. tetapi yang di alami oleh bangsa isarel adalah mereka tidak mau mengenal Tuhan, mereka mengabaikan kehadiran Tuhan dan hanya menginginkan berkat-berkatnya, Israel lebih tertarik kepada berkat-berkatnya dari pada mengenal Dia.

Bukankah inilah juga yang kita mau, seperti bangsa Israel lebih fokus kepada berkatnya, lebih tertarik dengan apa  yang Tuhan beri dari pada mengenal dia. Kita terkadang mengulang kesalahan yang sama seperti yang di alami oleh bangsa Israel, kita terkadang mencari berkatnya, mujizatnya, kita lebih fokus dengan keinginan kita pribadi ketimbang mau mengenal ribadi Tuhan. Kita mengikuti Tuhan terkadang di gerakan oleh karena kebutuhan bukan karena pengenalan akan Dia.  Inilah kegagalan bangsa Israel yang tanpa kita sadari kita mengikuti pola mereka, tanpa kita sadari kita terjebak dari kelakuan bangsa ini.  Kita mengulang kegagalan yang sama seperti yang di alami bangsa isarel. Allah tidak menginginkan kita gagal justru Allah menetapkan kita sebagai orang yang menang mengatasi semua persoalan hidup kita. Tetapi kita gagal mengenal Tuhan dan jalan-jalanNya. Kita lebih tertarik kepada kemudahan dan kenyamanan dari pada mengenal dia lewat lembah dan air mata.

2.      Allah tidak pernah menjajikan kemudahan tetapi yang dia janjikan adalah penyertaan.  

Apakah kita merasa semakin kita mau mengenal dia yang muncul pertanyaan kenapa jalan kita semakin sulit dan susah. Semakin kita mengenal Tuhan kenapa kita lebih banyak meneteskan air mata, kenapa kita terkadang di tuntun dalam lembah kekelaman. Kenapa jalan hidup kita seolah-olah tambah susah? Kalau kita gagal memahami tentang jalan Tuhan pasti kita juga akan gagal masuk tanah Kanaan yang Tuhan janjikan

Gagal memahami Tuhan itu sama artinya tidak mau mengenal Dia dan jalan-jalanNya. Bangsa Israel gagal memahami tentang Tuhan, mereka lebih tertarik dengan daging, roti manna, kepuasaan hidup, kenyamanan hidup dari pada mau mengenal Tuhan. Israel digerakan oleh karena kebutuhan, setiap kali mereka tidak mendapat apa yang mereka inginkan mereka berteriak, menyalahkan musa, bersungut-sungut, dan tidak pernah mau mengucap syukur. Israel mengganggap kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka membuat semuanya menjadi lebih mudah. Tuhan menjanjikan semuanya tidak menjadi mudah tetapi yang Dia janjikan, di tengah ketidakmudaan Allah hadir bersama mereka. Kegagalan mengenal Tuhan mengakibatkan kita lebih fokus kepada kebutuhan kita, fokusnya adalah berkat Tuhan, kita tidak peduli kepada sang pemberi berkat, yang kita pedulikan yang penting kita di berkati bagaimanapun caranya. Terkadang kita tidak menghargai kebersamaan kita dengan Tuhan tetapi yang kita pedulikan apa yang dia berikan dalam hidup kita. Kebersamaan dengan Tuhan bukan prioritas kita tetapi apa yang dia berikan itulah yang menjadi prioritas kita.  Pertanyaannya adalah kenapa kita datang ke gereja, kenapa kita berdoa, bukankah terkadang kita lakukan itu karena kita punya motivasi yaitu kebutuhan kita? Tidak masalah kalau kita datang karena kita punya kebutuhan tetapi akan jadi masalah kalau selama bertahun-tahun kita ikut dia kita di gerakan oleh karena kebutuhan-kebutuhan kita bukan mengenal dia lebih dalam lagi. Setiap kali kita datang karena punya motivasi toko lancar, daganganya laris, jualannya tambah laku, promosi jabatan, sembuh dari penyakit. Kalau kita biarkan hati kita terus menerus di gerakan oleh karena ini lama-lama kelamaan kita akan gagal mengenal Dia. Kalau seandainya doa kita tak kunjung di jawab kita akan mudah kecewa dengan Tuhan. karena kita meperlakukannya sama halnya seperti ketika kita datang kepada Dukun. Kita tidak peduli roh mana yang tolong kita, yang penting masalahku teratasi, yang penting kebutuhanku terpenuhi dll.

Belajar mengenal  pribadi Tuhan, kenali hatinya dan jalan-jalanNya. Kebersamaan dengan Tuhan tidak membuat kita otomatis semakin mengenal Dia, Buktinya bangsa Israel bersama Tuhan berpuluh puluh tahun di padang gurun toh kenyataannya mereka gagal mengenal Tuhan. setiap saat lihat mujizat, tetapi mereka sama sekali tidak peduli dengan sang pembuat mujizat tersebut.

Seperti kisah perjalan murid-murid di Emaus Yesus pasca kebangkitan Yesus, murid murid Yesus itu tidak mengenal Dia padahal dia menampakan diri dan berjalan bersama mereka di Emaus tetapi apa yang terjadi, mereka sama sekali tidak mengenal Tuhan Yesus waktu itu, alkitab  berkata seperti ada sesuatu  yang menutupi mata mereka sehingga mereka tidak mengenal dia. Kedua murid itu salah satunya bernama Kleopas mereka dalam kondisi frustasi, kecewa karena Seorang raja yang mereka harapakan yaitu Yesus pada akhirnya mati di kayu salib. Iman mereka runtuh, semangat mereka pudar, putus asa dan tawar hati menyelimuti mereka, sehingga mereka ingin kembali ke emaus desa mereka, mereka ingin melanjutkan perjalan hidup mereka seperti sedia dulu kala, tidak mau lagi menjadi murid Yesus. Karena apa yang mereka nantikan ternyata kandas di tengah jalan. Sehingga ketika Yesus menampakan diri kepada mereka, mereka sama sekali tidak mengenal Dia. Baru ketika mereka mendesak Yesus untuk tinggal bersama mereka, dan Yesus mendemonstrasikan apa yang pernah Yesus lakukan yaitu memecah roti barulah sesuatu yang menghalangi mata mereka tiba-tiba runtuh dan mereka mengenal ternyata pribadi yang bersama-sama dengan mereka adalah Tuhan Yesus. Ketika kita terlalu fokus kepada masalah kita, yang terjadi adalah mata kita akan kabur dan tidak bisa melihat kebaikan dan rencana Tuhan dalam hidup kita.

3.     Lebih tertarik mengenal pribadi Tuhan dari pada tanah perjanjian

Keluaran 33:11-13

Musa lebih tertarik di padang gurun asalkan bersama Tuhan dan mengenal dia, sedangkan bangsa isarel lebih terkesan tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madu meskipun tanpa kehadiran Tuhan. Kita ada di posisi mana hari ini apakah kita sanggup punya hati seperti musa, Musa pernah berkata janganlah membawa kami ke tanah Kanaan apabila Engkau tidak menyertai kami. Musa fokus kepada sang pemberi berkat, musa sangat tertarik untuk mengenal Tuhan dan pribadiNya, ketimbang bangsa isarel yang sangat terkesan dengan berkat Tuhan. Musa lebih baik di padang gurun asalkan tetap bersama Tuhan, Musa sangat terkesan dengan pribadi Tuhan, sehingga fokus kehidupan musa adalah obsesi menyenangkan hati Tuhan.

Mana yang kita pilih hari ini tanah perjanjian atau kehadiran Tuhan dalam hidup kita?..mana yang kita pilih berkat atau pengenalan akan Tuhan? pengenalan akan Tuhan jauh lebih penting dari pada berkat-berkatNya. Yang terjadi adalah ketika ada pengenalan maka di sana ada berkat-berkatnya.  Kurangnya mengucapa syukur terkadang menjadi kegagalan kita, kenapa Paulus dia di aniaya, disiksa, pernah di rajam batu, terkatung-katung dalam kapal, dia tetap mengucap syukur dengan Tuhan, dia tidak pernah kecewa dengan Tuhan, malahan dia menyanyikan pujian syukur kepada Tuhan ketika dia berada dalam penjara. Ini karena pengenalan akan Tuhan, pengenalan akan Tuhan tidak akan mambuta kita terjebak dalam asumsi yang salah tentang Tuhan, atau meragukan Dia, justru pengenalan akan Tuhan akan membuat seseorang menganggap derita duka, lembah air mata adalah kesempatan belajar tentang Tuhan, belajar mengenal dia dan jalan-jalanNya.

Apa perbedaan Daud dan Salomo? Siapa yang finishing weel? Daud apa Salomo? Masa hidup Salomo begitu tragis, dia memiliki tujuh ratus istri dan tiga ratus gundik, apa yang gagal dari Salomo, ternyata kalau kita selidiki Salomo melupakan nasehat Ayahnya Daud yaitu kenalah Tuhan Allahmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Salomo lebih terkesan dengan hikmat, sehingga ketika kedua kali Tuhan menampakan diri kepadaNya yang dia minta adalah Hikmat, bukan pengenalan akan Tuhan lebih dalam. Salomo kurang mengalami proses, Salomo tidak mengalami Proses, sejak kecil sudah diwariskan kekayaan oleh bapanya, dia tidak pernah mulai dari nol, dia mewarisi keberhasilan ayahnya, sehingga dengan tidak adanya proses tidak mampu membentuk Salomo menjadi pribadi yang semakin mengenal Allahnya. Bahkan di kitab pengkhotbah dia pernah menulisakan bahwa apa yang dia miliki ternyata semuanya adalah sia-sia. Berbeda dengan Daud ayahnya, penderitaan dan proses membuat Daud semakin mengenal Allahnya, di kejar-kejar Saul, menjadi pelarian bertahun-tahun, di kudeta anaknya sendiri, dan masih banyak lagi proses yang dia alami. Justru proses berjasa mengkonversi menjadi pengenalan akan Tuhan. Kekayaan bisa di warisi tetapi pengenalan tidak bisa di warisi. Pengenalan hanya bisa dilewati dan dijalani bersama Tuhan.

Belajar dari si sulung dan si bungsu, kebersamaan dengan bapanya tidak mampu membuat si sulung mengenal bapanya, buktinya dia menolak semua apa yang dilakukan Bapanya kepada adiknya si Bungsu, si sulung tidak mampu mengenal BapaNya, meskipun bersama-sama dengan bapaNya setiap hari. Tapi dia gagal paham tentang bapanya. Dia marah, dia mengomel, dia menganggap apa yang dilakukan bapanya kepada adiknya sangat berlebihan. Sulung tak pernah menghargai kebersamaan dengan bapanya, dia mengukur kasih sayang bapanya kepada dia dengan Pesta, potong kambing dan berkat. Sulung terkadang menjadi contoh bagi kita dan awasan bagi kta semua.

Mengenal Tuhan dan jalanya adalah kunci mengalami terobosan dan kemenangan tiap hari. Beberapa aplikasi yang dapat terpakan adalaha :

1.       Kenali pribadi Tuhan

2.      Jadikan doa kita untuk mengenal Tuhan lebih lagi

3.      Nikmati proses dan jalani bersama Tuhan.

Amin…

JANJI TUHAN ATAU SI PEMBERI JANJI?

 Musa merupakan tokoh yang luar biasa yang pernah di catat dalam Alkitab. Musa dari seorang Ibrani sederhana menjadi pangeran mesir kemudian kembali menjadi pribadi yang sederhana dan pada akhirnya di pakai Allah untuk memimpin umat Isarel keluar dari perbudakan mesir.

Sebelum musa di pilih Allah untuk menjadi pemimpin bangsa Isarel pada waktu itu, Musa harus melewati beberapa fase hidupnya yang tidak mudah. 40 tahun pertama Musa berada di Mesir, kemudian 40 tahun ke dua Musa berada di Midian, dan 40 tahun sampai wafatnya musa berada di Padang gurun. Kita akan mempelajari beberapa prinsip-prinsip kepemimpinan  Musa sehingga dari pribadi yang keras menjadi seorang yang sangat lemah lembut hatinya di muka bumi dan tidak ada yang bisa menyamai kelemah lembutan hati Musa. Sampai pada akhrinya menjadi pemimpin umat Allah yang di urapi luar biasa.

Banyak anak muda yang memimpikan ingin menjadi pemimpin yang luar biasa di masa depan, tetapi  tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya sebuah proses perjalanan iman dengan Tuhan. Proses tersebut berisikan pembentukan hati, bahkan peremukan hati sehingga menghasilkan karakter Ilahi yang berkenan di hadapan Allah. Musa mengalami tempaan hidup yang tidak mudah,  dari seorang pangeran mesir berubah menjadi penggembala kambing domba yang begitu sederhana. Tetapi lewat proses tersebut Allah berhasil mendidik seorang Musa sehingga Dia menjadi pemimpin umat Allah.

Semua orang menginginkan menjadi pemimpin tetapi tidak semua orang bisa di pimpin. Menjadi pemimpin berbeda ketika seseorang dipimpin, untuk menjadi seorang pemimpin dia harus berhasil di pimpin terlebih dahulu. Kalau kita membaca kisah-kisah dalam Alkitab tentang raja-raja Israel kita menemukan banyak cerita keberhasilan seorang raja, bahkan kegagalan raja-raja dalam Alkitab. Salah satu contoh Daud berhasil berada di bawah pimpinan Raja Saul, yang walaupun Raja Saul banyak berlaku curang terhadapanya tetapi Daud berhasil menempatkan dirinya di bawah komanda Raja Saul. Keberhasilan Daud yang terbesar bukan pada saat Dia mengalahkan Goliath pemimpin Filistin waktu itu, tetapi keberhasilan Daud ketika Dia menempatakan dirinya dengan baik di bawah kepemimpinan Saul. Bagi Daud penghormatan dan pengabdian kepada Saul adalah nomor satu. Daud tidak pernah mencuri popularitas Saul. Bahkan Daud tetap menjaga nama Baiknya Saul di hadapan anak buahnya. Daud tidak pernah menusuk Saul dari belakang, tetapi Justru Raja Saulah yang menghancurkan nama baik Daud di hadapan rakyatnya. Bagi Daud pengabdian dengan ketulusan kepada Raja adalah berkenan di hadapan Allah.

Beberapa Fase kehidupan Musa yang dia lewati sebelum menjadi pemimpin umat Allah Israel?

1.      Musa harus melepaskan keterikatannya dengan Mesir (keluaran 2:11-15) - Menang terhadap masa lalu (fase mesir)

Sejak kecil ketika Amram dan Yokebet orang tua Musa memutuskan untuk menyelamatkan Musa melalui putri-putri Firaun ini bukan merupakan sebuah kebetulan tetapi ini adalah bagian rencana Allah dalam kehidupan bangsa Isarel. Sejak kecil Musa dirawat dan di besarkan dalam budaya mesir, Musa terlati hidup dalam adat istiadat mesir, dia didik dan dibesarkan dengan sistem mesir. Sehingga kurun waktu 40 tahun tidak muda bagi seorang Musa untuk bebas dari sebuah warna dan keterikatan mesir. Mesir merupakan peradaban yang sangat maju pada waktu itu, sistem pendidikan, militer, budaya belum ada yang bisa menyayangi kemajuan dan teknologi mesir. Musa terbiasa melakuakan semua apa yang dia kerjakan menggunakan sistem pola mesir. Semua terbangun atas dasar Mesir. Ini membuat Allah menginginkan Musa untuk keluar dari Mesir dan dididik dalam budaya baru yang Allah kehendaki. Allah menginginkan Musa untuk menggunakan pola baru yang Allah mau bukan menggunakan pola sistem Mesir.

Dalam Kehidupan kita sebelum Allah mempersiapkan kita pertama kali yang Allah kehendaki adalah menghilangkan Mesir dalam kehidupan Kita. Mesir adalah gambaran pola hidup lama, pola Dunia yang harus kita perangi sebelum pemakaian Allah dalam hidup kita semakin Efektif. Musa terbiasa mengandalakan kekuatannya, strateginya, bahkan dia terlatih dengan menggunakan sistem mesir serta kepandaiannya. Allah mengehendaki Musa untuk menghilangkan pola didikan mesir dan di ganti dengan pola didikan Allah.

Terkadang Mesir mengibaratkan sebuah keterikatan kepada dunia, ada banyak anak Tuhan yang tidak bisa hidup radikal Karena terikatan dengan ikatan dunia. Ikatan dunia pada dasarnya penghalang untuk kita dipakai oleh Tuhan menjadi pemimpin. Musa harus meninggalkan Mesir dan menuju ke budaya yang baru yaitu budaya sorga, buadaya Allah supaya Musa dapat belajar menjadi pemimpin yang Allah mau. Semua kita ingin menjadi pemimpin tetapi tidak semua kita bisa meninggalkan Mesir. Mesir sebagai gambaran Dosa yang menjadi penghalang pemakaian Allah dalam kehidupan Kita. Dosa kita harus bereskan untuk melihat kita semakin peka dengan kuasa Allah. Pola didikan Mesir yang menjadi penghalang kita untuk dipakai Tuhan menjadi seorang pemimpin di masa depan:    a. Keterikatan dosa masa lalu, ikatan dunia yang melilit anak-anak Tuhan

            b. Kesombongan pribadi, merasa mampu dan tidak mengandalakan Tuhan

            c. Tidak mau didik dalam kehendak Tuhan

2. Fase Midian - Musa belajar untuk menjadi berkat di tengah keluarganya (Kel 2: 16-22)

Kurun waktu 40 tahun sejak musa melarikan diri dari Mesir dan dia menetap di Midian, 40 tahun seorang pangeran Mesir di bentuk dan di proses Tuhan menjadi seorang pengembala domba yang sederhana. Dari seorang yang di anggap penting berubah menjadi pribadi yang di abaikan. Ini merupakan sesuatu yang tidak muda bagi seorang Musa. Musa terbiasa duduk di kursi singgasana berubah duduk di bawah pohon beralaskan rumput. Musa terbiasa dengan menggunakan senjata canggih milik mesir berubah menggunakan tongkat kayu yang sederhana. Musa yang terbiasa makan makanan enak berubah dengan sekerat roti yang sederhana. Semua kemewahan yang dia pernah rasakan berubah menjadi kesederhanaan. Dalam didikan Tuhan  kepada Musa di midian ternyata menghasilkan seorang pribadi yang lemah lembut dan mudah dibentuk Tuhan.

Di Midian Musa belajar betapa pentingnya menjadi seoarang suami, seorang ayah dan bagian dalam sebuah keluarga. Musa menjadi berkat yang luar biasa di tengah keluarganya, bahkan Musa menjadi kebanggaan mertuanya. Selama 40 tahun di Midian Musa Musa ada dalam didikan Tuhan. Musa belajar bagaimana bertanggung jawab dengan apa yang Tuhan percayakan. Selama 40 tahun menjadi gembala domba Yitro di Midian Musa ternyata belajar banyak mengenai arti kehidupan untuk mengenal Allah. Sehingga tahap Midian adalah tahap persiapan Allah untuk memakai Dia menjadi pemimpin umat Allah.

Apa korelasi kita hari ini dengan tahap persiapan Musa di Midian :

a.       Belajar untuk menjadi berkat di tengah keluarga, jangan hanya hebat di gereja dan di pelayanan tapi di keluarga menjadi batu sandungan

b.      Lakukan tanggung jawab kita sebagai anak di tengah keluarga dengan baik, jangan cuek dengan kondisi  keluargamu, hargai perjuangan orang tuamu dan jangan sia-siakan pengorbanan mereka.

c.     Kalau engkau belum bisa membalas budi keluargaMu, orang tuamu, tunjukan dengan sikap menghormati dan menghargai keluargamu 

3.      Fase pengutusan Musa dan Fase padang Gurun  (Fase memimpin bangsa Israel)

Fase ke tiga yang di lewati oleh Musa adalah Fase memipin umat Israel keluar dari tanah mesir, menuju padang gurun, dan tanah Kanaan. Musa memang gagal masuk tanah Kanaan tetapi bukan berarti Dia gagal menjadi pemimpin. Yang Allah lihat adalah kebesaran hati ketikan menjadi pemimpin. Musa menjadi pemimpin yang begitu rendah hati, Musa begitu sabar menunutun domba domba Israel di padang gurun. Musa tidak pernah menuntut haknya kepada Tuhan, tetapi dia rela dijadikan apa saja oleh Tuhan. Tidak mudah bagi Musa setiap hari di caci, di anggap pemimpin yang gagal, pemimpin yang mungkin mengecewakan Israel, tetapi dia dengan sabar menuntun domba-domba yang suka melawan dan memberontak.

Persungutan bangsa Israel inilah yang dihadapi Musa setiap hari, memimpin dua juta lebih umat Allah dipadang gurun tidak membuat Musa putus asa dan mundur dari panggilan Allah. Justru padang gurun membuat Musa semakin memiliki kualitas hidup yang sangat luar biasa. Musa menjadi pribadi yang mampu menempatkan diri di bawah otoritas Allah dan sanggup di abaikan oleh pengikutnya. Musa tidak mencari popularitas ketika dia memimpin, Musa tidak mencari pengakuan ketika dia memipin, bahkan Musa tidak pernah membanggakan keberhasilan yang dia capai. Tetapi yang herannya dia mengejar pengenalan akan Tuhan.

Pengenalan akan Tuhan ternyata menjadi fokus Musa ketika dia menjadi pemimpin, Musa memiliki kualitas hati yang sangat luar biasa ketika dia memimpin. Musa pernah menghadapi beberapa ancaman, bahkan kudeta dari saudara-saudaranya tetapi tidak pernah ada niat balas dendam dari peribadi Musa kepada orang orang yang merugikannya. Tidak pernah ada kepaitan hati Musa kepada orang-orang yang dia pimpin. Bagi Musa mengenal Allah lebih penting dari pada janji Allah yaitu tanah Kanaan dalam hidupnya. Beberapa hal yang dapat kita pelajari dari sikap kepemimpinan Musa:

a.   Musa memimpin dengan sikap Hati Hamba

b.  Musa lebih mengejar pengenalan akan Tuhan dari pada tanah perjanjian (Kanaan) Fokus Musa adalah semakin serupa dan segambar dengan Allah

c. Musa tidak pernah pahit hati meskipun dia menjadi pemimpin yang di abaikan pengikutnya.

 

Amin…

TUHAN SETIA PADA JANJINYA

 LUKAS 1:5-25

Perjuangan Iman  Zakharia dengan istrinya dalam melewati berbagai tantangan  kehidupan dan mengalami  janji Tuhan yang ajaib ditengah kemustahilan merupakanj inti  utama dari perikop Lukas 1:5-25. Dari pembacaan ini saya mendapat beberapa  rhema yang mengubahkan cara pandang dan cara berpikir saya mengenai iman kepada Tuhan dan disertai tindakan nyata yang menuntun kepada terobosan kehidupan.

Alkitab mengatakan “Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat” Kenapa sampai Alkitab mengatakan  “Benar dihadapan Allah”  karena ternyata “Benar dihadapan Allah belum tentu  benar dipandangan manusia”.  Allah memiliki pandangan berbeda dan terkadang sangat bertolak belakang dengan apa yang dinilai dan dilihat oleh manusia. Imam Zakharia dan Elizabeth mendapat predikat Benar dihadapan Allah tetapi aib dipandangan Manusia.  Perhatikan apa yang dicatat Lukas 1:25 Disana dikatakan  “ Inilah perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku didepan orang”.  Kenapa sampai Elizabeth mengatakan Ia berkenan menghapus aibku di depan orang?

Saat mereka benar dihadapan Allah saat yang sama juga secara jasmani, mereka menanggung aib dihadapan manusia. Selama bertahun tahun bahkan sampai usia Elizabeth sangat tua mereka belum dikarunia seorang anak. Dan Alkitab mencatat Elizabeth mandul, ini merupakan sebuah pergumulan panjang dan luar biasa yang dihadapi Zakharia dan Elizabeth.  Menjadi seorang yang mandul pada zaman itu bukan merupakan hal yang mudah bagi Elizabeth, pada zaman itu perkawinan mereka bermasalah karena mereka pasangan yang tidak mempunyai anak. Padahal, pada masa itu budaya Yahudi megharuskan perkawinan menghasilkan keturunan. Apalagi Zakaria, ia adalah seorang imam. Sulit bagi kita untuk membayangkan stigma yang melekat kalau tidak mempunyai anak pada masa itu. Sebagian besar Imam Yahudi berpendapat bahwa hal itu merupakan bukti Tuhan tidak berkenan.

Seharusnya orang yang benar dihadapan Allah dan hidup tidak bercacat apa yang mereka inginkan seharusnya dikabulkan oleh Allah.  Doa-doa yang mereka panjatkan seharusnya mendapatkan jawaban dari Allah. Tetapi kenyataan yang terjadi tidak demikian, bahkan ditengah-tengah keseriusan Zakharia dan Elizabeth mengikuti Tuhan dan hidup tak bercacat  justru rasanya janji Tuhan begitu jauh dan sulit di gapai. Ada begitu banyak anak Tuhan yang mundur dan memutuskan untuk tidak percaya lagi terhadap janji Tuhan bahkan kehilangan iman  karena menurut sebagian orang sama saja orang yang mengikuti Tuhan dengan orang dunia yang tidak mengenal Allah, bahkan terkadang orang yang tidak mengikuti Tuhan lebih terlihat “terberkati”.  Bahkan pemazmur Asaf dalam  Mazmur 73: 2-3 dia membandingkan kehidupan anak Tuhan dengan orang fasik yang tidak mengenal Allah, pemazmur Asaf mengatakan sedikit lagi kakiku terpeleset, nyaris tergelincir melihat kemujuran orang-orang fasik. Cara Tuhan melihat berbeda dengan cara kita melihat. Cara Tuhan memutuskan terkadang tidak sesuai dengan keinginan kita. Tetapi kita harus ingat segala sesuatu yang terbaik datangnya dari Dia.

Ketika Malaikat Gabriel menampakan diri kepada Zakharia dan menyampaikan kabar baik kepadanya yaitu Elizabeth istrinya  akan mengandung dan melahirkan seorang anak, respon dari Zakharia malah tidak antusias bahkan cenderung tidak percaya meskipun pembawa kabar baik itu  adalah malaikat sendiri, Malaikat Gabriel, Kenapa? :

Belajar dari Imam Zakharia dan Elizabeth, dua macam virus pembunuh Iman

(1)Kekecewaan : ada begitu banyak orang yang menguburkan iman mereka karena sebagian mereka kecewa, melihat doa mereka yang bertahun-tahun lamanya belum mendapatkan jawaban dari Tuhan. Mereka kecewa bahkan meninggalakan rumah karena melihat orang tuanya selingkuh mereka memutuskan untuk hidup jauh dari kebenaran Firman Allah, orang yang kecewa pasti imannya tidak akan bertumbuh, bahkan orang yang kecewa akan sangat sulit memepercayai hal-hal yang mustahil yang dapat dilakukan oleh Tuhan. Bagi Imam Zakharia hidup tak bercacat dan benar dihadapan Allah adalah kunci untuk menerima semua janji Allah tetapi kenyataan malah sebaliknya Tuhan tidak selalu memberi sesuai permintaan kita, dan jelas tidak menurut kelayakan kita. Dia memberi menurut kekayaan kasih karunia- Nya. Dia “melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan” .  Dia senang melakukannya pada orang yang percaya dan taat pada-Nya, bahkan untuk situasi yang tidak memungkinkan atau mustahil sekali pun. Jangan kecewa dan terus memiliki iman yang teguh kepadaNya.  Ilustrasi ..(Kakak kandung yang gangguan mental “Sakit jiwa/gila”)

(2)Sikap Apatis :

Menurut KBBI : apatis/apa·tis/ a acuh tidak acuh; tidak peduli; masa bodoh. Tidak jarang semua manusia mendapat kunjungan dari malaikat, Ketika Malaikat Gabriel menampakan diri kepada Zakharia dan menyampaikan kabar sukacita mengenai kehamilan istrinya, dan akan mendapatkan seorang anak  bahkan malaikat menyampaikan masa depan dari anak itu. Seharusnya imam zakharia menjawab dengan respon yang positif dan antusias. Tetapi justru jawaban dari Zakharia adalah sebaliknya tidak antusias,  tidak percaya dan dipenuhi keraguan (Lukas 1:18). Inilah jawaban dari Zakharia ……Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya. Walaupun seorang imam yang sudah berpuluh-puluh tahun lamanya melayani di Bait Suci tidak membuat Seorang Zakharia masih memiliki iman yang segar dan mudah mempercayai hal-hal yang supranatural. Justru Zakharia terjebak dalam kehidupan rutinitas agamawi, dia masih melayani dengan setia di bait suci tetapi imannya mulai mengalami abrasi. Bahkan untuk membuat Zakharia percaya akhirnya malaikat membuat dia menjadi bisu.  Iman kita tidak boleh mengalami kemunduruan meskipun di situasi dan tantangan yang tidak mudah. Terus melangkah dan mempercayai Tuhan di situasi yang tidak mudah merupakan kerinduan hati Allah di dalam diri anak-anakNya.

Milikilah iman yang sederhana

Iman yang sederhana adalah Iman yg melangkah tanpa complain dengan apa yang diperintahkan Tuhan. Tidak punya asumsi yang negative dengan apa yang terjadi didalam hidup kita. Sebab Dia turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi kita(Roma 8:28). Iman sederhana seperti seorang anak kecil yang rela memberikan lima roti dan dua ikan kepada Yesus, dia tidak berpikir panjang, tidak peduli apa yang yang akan terjadi kedepan ketika dia merelakan bekal satu satunya yang dimiliki untuk Tuhan, Iman sederhana seperti seorang perwira yang meminta tolong kepada Yesus untuk menyembuhkan hambanya yang sakit, bahkan Iman yang sederhana seperti perempuan pendarahan yang hanya menyentuh jubah Yesus dan mujizat terjadi. Tindakan sederhana disertai Iman yang sederhana dapat memindahkan gunung persoalan hidup kita. Haleluya…

 

 

 

BERKAT DALAM MENGUCAP SYUKUR

    Musa memimpin bangsa isarel keluar dari tanah perbudakan di mesir. Kurang lebih dua juta umat Israel keluar dari perbudakan di mesir menuju tanah Kanaan, tanah yang berlimpah susu dana madu, tanah perjanjian. Hadirat dan penyertaan Tuhan melalui Musa begitu ajaib, bahkan Musa langsung mendengarkan perintah dan tuntunan Tuhan secara audible. Ada begitu banyak Mujizat-mujizat Allah kerjakan dalam perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah mesir.  Tetapi Pertanyaannya kenapa sebagian bangsa Israel tidak bisa masuk tanah Kanaan?

Apa yang menyebabkan dua juta lebih umat Allah tersebut akhirnya tidak bisa mencicipi manisanya susu dan madu lewat tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan itu?

1.      Sikap bersungut-sungut menunjukann tidak adanya ucapan syukur dalam diri seseorang (Keluaran 16:1-8)

Bangsa Israel bersungut-sungut. Umat Allah ini mengerutu, tidak puas dengan apa yang mereka alami. Kita pun di zaman sekarang, ngga beda jauh dengan mereka. Macet, anak rewel, pasangan bawel, omzet berkurang, langganan kabur, dan sebagainya, bisa bikin kita bersungut-sungut. Orang-orang Israel menggerutu karena makanan sehari-sehari mereka yang itu-itu saja. Mereka bersungut-sungut karena ingin makan lebih dari yang sekarang. Makan daging dan roti lagi seperti saat dijajah bangsa Mesir.Keterlaluan! Ya, inilah kelakuan umat pilihan Allah. Umat yang ditolong oleh Allah, yang dibebaskan dari perbudakan, tidak berterima kasih atas perbuatan ajaib dan besar yang Tuhan telah lakukan selama ini. Mereka memang sudah bebas dari perbudakan di Mesir, tetapi rupanya hanya tubuh mereka saja yang terbebas. Mental budak mereka masih belum lepas. Ini bukti nyata orang-orang yang bermental budak. Mudah bersungut-sungut. Ngga ada air bersungut. Ngga ada daging menggerutu. Nggak ada roti mengomel. Macet menggerutu, panas maupun dingin bersunggut, anak rame atau anak diam mengomel, semua kondisi kok mengeluh sih? Apa tidak ada nilai positif yang bisa dilihat? Entah apa maunya? Bersungut-sungut adalah salah satu tanda ketidakpercayaan kepada Tuhan. Menggerutu juga berarti tidak mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan. Seseorang yang sering mengeluh selalu melihat apa yang terjadi di depan matanya sebagai suatu yang tidak nyaman dan menyulitkan. Ia lupa akan kebaikan Tuhan yang sudah dialaminya di masa lalu. Mudah menyerah dan tidak teguh, itulah ciri mereka. Melalui Musa, jelas sekali Tuhan mempunyai itikad baik untuk membawa mereka keluar dari Mesir menuju Kanaan. Seharusnya mereka bersukacita sepanjang perjalanan menuju Kanaan.

Namun kenyataannya tidaklah demikian. Mereka berkali-kali menyesal karena mengikuti Musa. Lebih baik kembali ke Mesir dan menjadi budak. Mental mereka masih mental budak.
Pada zaman ini yang namanya Kristen bermental budak masih banyak. Daripada menikmati kemerdekaan di dalam Kristus, mereka masih suka kembali kepada hidup yang lama dan menjadi budak dosa. Alasan mereka sama dengan orang Israel. Mereka suka menikmati dosa dan tidak mau tersiksa menekan hawa nafsu ketika berada di dalam kemerdekaan. Apalagi dengan ancaman penganiayaan membuat mereka semakin ketakutan. Apabila Anda mengiring Kristus, maka satu hal yang harus Anda camkan bahwa apapun yang terjadi seharusnya kita percaya Allah akan menuntun kita menuju surga. Meskipun dunia membenci bahkan siap menganiaya dan membunuh kita, namun Tuhan menjamin jiwa Anda tidak akan dapat mereka sentuh. \

2.      Bersyukur berarti memuliakan Allah (2 Korintus 2 : 14 - 15). 

Hidup yang memuliakan Allah ialah hidup yang menjadi berkat hidup, teladan, kesaksian, berkualitas, serta bukan rata-rata. Janganlah menunggu sampai ada hal-hal spektakuler atau skala yang besar baru kita bisa memuliakan Allah, melainkan melalui hal-hal kecil juga setiap harilah dapat menjadi kesempatan bagi kita mengucap syukur. Ketika kita mengampuni, berbuat baik, dan menolong orang lain itu pun menandakan kita bersyukur. Kiranya keharuman Kristus tercium oleh semua orang yang ada di sekeliling melalui kita mengucap syukur (2 Korintus 2 : 14 - 15). 

3.      Mengucap syukur adalah tanda orang yang beriman (Luk. 17:15:19).

Orang Samaria adalah orang asing, bukan orang Yahudi, tapi dia memiliki iman, Yesus melihat iman dalam hatinya, Yesus melihat kesungguhan hatinya. Orang yang beriman tahu mengucap syukur. Orang yang tidak bisa mengucap syukur, berarti ada masalah dengan kerohaniannya. Mari mengucap syukur karena itu adalah tanda kita beriman pada janji-janji Allah. Orang yang beriman tahu mengucap syukur. Tuhan melihat iman kita. seberapa jauh kita mempercayai janji-janji firman Tuhan, begitu juga yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita. Tuhan mencari iman orang percaya. Disitu Tuhan bekerja, melakukan perkara-perkara yang ajaib dalam kehidupan kita.


Diberdayakan oleh Blogger.

helki bolung

Foto saya
Salatiga, Central Java, Indonesia

HIDUP DALAM DIDIKAN TUHAN

  Banyak orang percaya memendam kekecewaan terhadap Tuhan, seperti Bangsa Israel yang terjebak di padang gurun mereka kembali ke mesir tidak...

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Featured Listings

Facebook

Flickr Images

Advertisement

Author

I Am

Pages

Popular Posts